Peluang Transformasi Pariwisata Kalsel Pasca Pembukaan Rute Internasional Kuala Lumpur - Banjarmasin

31 Agustus 2025 12:33:46

Oleh : FIRMAN YUSI, SP Anggota Komisi II DPRD Kalsel (Bid. Ekonomi & Keuangan) Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Pembukaan rute penerbangan internasional antara Kuala Lumpur (KUL), Malaysia dan Banjarmasin (BDJ), Kalimantan Selatan, menandai momen strategis yang berpotensi mentransformasi sektor pariwisata provinsi. Peristiwa ini melampaui sekadar penambahan rute transportasi; ini adalah katalisator yang menghubungkan Kalimantan Selatan secara langsung dengan salah satu hub perjalanan terbesar di Asia Tenggara. Analisis ini menunjukkan adanya peluang ekonomi signifikan yang dapat dimanfaatkan melalui penargetan pasar wisatawan yang tepat, perbaikan infrastruktur, dan pengembangan produk wisata yang terkurasi. Pasar utama yang paling menjanjikan adalah Malaysia, yang mendominasi kunjungan wisatawan ke Indonesia, terutama dengan minat pada wisata religi dan budaya yang selaras dengan daya tarik utama Kalimantan Selatan. Potensi besar juga teridentifikasi dari wisatawan Timur Tengah dan Eropa yang memiliki ketertarikan kuat pada ekowisata dan petualangan, yang merupakan kekuatan utama Geopark Meratus dan kawasan Tahura Sultan Adam. Namun, potensi ini tidak akan terwujud sepenuhnya tanpa mengatasi tantangan krusial, termasuk infrastruktur yang belum memadai, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, dan pengelolaan destinasi yang masih perlu dioptimalkan. Berbagai tantangan ini, pada dasarnya, juga merupakan peluang investasi dan kolaborasi. Pembukaan rute KUL-BDJ memberikan kesempatan untuk menargetkan segmen pasar wisatawan yang spesifik dan berpotensi besar. Malaysia telah menjadi kontributor wisatawan terbesar ke Indonesia, menyumbang 16,28% dari total kunjungan pada tahun 2023. Data pada Desember 2024 menunjukkan peningkatan kunjungan wisatawan Malaysia sebesar 26,84% secara bulanan dan 4,68% secara tahunan. Angka-angka ini menunjukkan potensi pasar yang sangat kuat dan terus tumbuh, yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh Kalimantan Selatan. Analisis preferensi wisatawan menunjukkan bahwa segmen pasar utama memiliki kecocokan yang tinggi dengan produk wisata Kalimantan Selatan. Wisatawan dari Asia, termasuk Malaysia, dikenal memiliki minat yang kuat pada wisata budaya dan alam. Kalsel menawarkan pengalaman budaya yang otentik seperti Pasar Terapung Lok Baintan, Rumah Adat Banjar, dan Penggosokan Intan Martapura. Daya tarik ini sangat relevan bagi pasar Malaysia yang mencari pengalaman otentik dan unik. Sementara itu, wisatawan dari Timur Tengah dan Eropa menunjukkan ketertarikan yang besar pada wisata alam, ekowisata, dan petualangan. Profil ini sangat selaras dengan aset pariwisata alam Kalimantan Selatan, seperti Geopark Meratus, kawasan Loksado dengan kegiatan bamboo rafting dan trekking, serta Taman Hutan Raya Sultan Adam. Rute KUL-BDJ juga dapat berfungsi sebagai pintu masuk yang efektif bagi wisatawan Eropa yang sering menggunakan Kuala Lumpur sebagai hub perjalanan mereka di Asia Tenggara, memungkinkan mereka untuk dengan mudah menambahkan Kalsel ke dalam rencana perjalanan mereka. Meskipun potensi yang dimiliki sangat besar, terdapat sejumlah tantangan dan risiko yang harus diatasi untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan pariwisata di Kalimantan Selatan. Tanpa penanganan yang tepat, potensi yang dibawa oleh rute penerbangan internasional dapat tidak terwujud sepenuhnya. Infrastruktur dan Aksesibilitas Masalah infrastruktur menjadi hambatan utama dalam pengembangan destinasi. Akses menuju beberapa lokasi wisata masih sulit, seperti yang terjadi pada banyak destinasi di Kabupaten Banjar. Tantangan ini tidak hanya terbatas pada jalan, tetapi juga mencakup kemacetan lalu lintas di perkotaan dan potensi banjir di beberapa area. Perbaikan infrastruktur menuju enam destinasi pariwisata prioritas yang telah ditetapkan pemerintah menjadi sangat penting. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan menuntut ketersediaan SDM pariwisata yang terlatih dan profesional. Saat ini, terdapat keterbatasan pelaku wisata yang berpengalaman dan masyarakat lokal yang belum menguasai secara komprehensif potensi wisata di wilayahnya. Hal ini tercermin dari sikap masyarakat yang terkadang acuh tak acuh terhadap wisatawan, yang dapat memengaruhi kualitas pengalaman dan layanan. Pengelolaan Destinasi Pengelolaan destinasi yang kurang optimal juga menjadi kendala. Beberapa tempat wisata baru yang awalnya ramai dikunjungi menjadi sepi peminat karena kurangnya pemeliharaan, sehingga terkesan tidak terawat dan kotor. Selain itu, penentuan harga barang dan retribusi masuk yang terkadang terlalu tinggi dibandingkan destinasi lain dapat menjadi faktor negatif bagi wisatawan. Faktor Lingkungan dan Sosial Tantangan dari sektor lain, seperti pengaruh negatif pertambangan terhadap lingkungan, juga perlu dipertimbangkan. Perlunya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi isu krusial agar pengembangan pariwisata tidak merusak ekosistem alam yang menjadi daya tarik utama, seperti di kawasan Geopark Meratus. Setiap tantangan yang dihadapi ini, pada dasarnya, dapat dilihat sebagai peluang investasi. Sulitnya akses menuju destinasi dapat menciptakan permintaan bagi perusahaan transportaslokal. Keterbatasan SDM dapat diubah menjadi peluang untuk program pelatihan pariwisata yang terstruktur. Kurangnya pemeliharaan dapat membuka pasar bagi bisnis pengelolaan destinasi. Pemerintah daerah, dengan memfasilitasi perizinan dan menawarkan insentif, dapat mendorong investasi sektor swasta untuk mengisi kesenjangan ini dan membangun ekosistem pariwisata yang lebih kuat. Untuk mengoptimalkan peluang yang dibawa oleh rute KUL-BDJ, diperlukan rencana aksi strategis yang terkoordinasi antara pemerintah daerah, pelaku industri, dan masyarakat. Peningkatan Akses dan Infrastruktur Prioritas utama harus diberikan pada perbaikan dan pembangunan infrastruktur menuju destinasi pariwisata kunci. Proyek pembangunan di wisata Kerbau Rawa, yang mencakup dermaga, jembatan, dan fasilitas umum, harus dilanjutkan dan dipercepat. Selain itu, fokus pada perbaikan jalan dan sinyal menuju enam destinasi prioritas, yang telah ditetapkan hingga tahun 2026, akan meningkatkan kenyamanan dan kemudahan akses bagi wisatawan. Pengembangan Produk Berbasis Data Dengan pemahaman tentang preferensi wisatawan dari Malaysia, Timur Tengah, dan Eropa, produk wisata harus dikurasi untuk memenuhi permintaan pasar. Pengembangan paket wisata tematik yang relevan, seperti paket spiritual, petualangan, atau budaya, akan memberikan nilai tambah dan mendorong lama tinggal wisatawan. Mengintegrasikan destinasi-destinasi unik seperti Pasar Terapung, Loksado, dan Makam Guru Sekumpul ke dalam satu narasi perjalanan yang kohesif akan menawarkan pengalaman yang lebih kaya dan tak terlupakan. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Penyelenggaraan lokakarya dan program pelatihan bagi masyarakat lokal dan pelaku usaha pariwisata, termasuk pemandu wisata, pemilik penginapan, dan pedagang, adalah langkah penting. Kurikulum pelatihan harus mencakup keterampilan pelayanan (customer service), pengetahuan tentang destinasi, dan teknik pemasaran digital. Pemberdayaan masyarakat lokal tidak hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga memastikan manfaat ekonomi dari pariwisata dirasakan secara merata. Pemasaran Digital dan Narasi Strategi pemasaran harus berfokus pada pendekatan yang terarah dan data-driven. Data mengenai tren perjalanan dan preferensi wisatawan dapat digunakan untuk mengidentifikasi saluran pemasaran digital yang paling efektif. Pengembangan narasi (storytelling) yang kuat seputar keunikan Kalimantan Selatan, seperti "Pintu Gerbang ke Ekowisata dan Wisata Religi Kalimantan", akan menciptakan identitas yang kuat di pasar internasional. Agenda prioritas Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, seperti Festival Budaya Pasar Terapung dan Festival Wisata Mancanegara, harus dimaksimalkan sebagai platform promosi dengan mengundang media internasional untuk meliputnya, sehingga meningkatkan visibilitas global.